R U Okay?

Kadang, ini kadang pengin denger dari keluarga sendiri nanya dari hati, ‘R u okay?’ ‘Kamu sehat?’ bukan cuma basa-basi. Tapi beneran nanya, dan peduli. Bukan cuma peduli kapan akan nikah, atau semacamnya.

Dari jaman sakit TB Kelenjar (sedikit yang tahu kalo aku beberapa tahun lalu sakit ini), pengobatan setahun, minum obat tiap hari. Seboroik–meskipun sampe sekarang masih kambuh-kambuhan, ketika seluruh muka hancur karena seboroik, atau rambut ketombe parah. They never ask. Dan aku beneran nggak peduli.

Tapi ketika aku kesakitan, sampai berobat ke spesialis, fisioterapi, dry needling, dan masih sakit. Apa mereka nanya, ‘Apa yang aku rasain?’ ‘Masih sakit?’ mungkin karena aku dokter mereka enggan nanya. Tapi setidaknya mereka gak membebankan sesuatu ke pundakku.

Kadang gak cuma mikirin sakitku sendiri, tapi harus mikirin sakit satu keluarga. Meski beberapa orang nggak pernah membebani aku dengan sakitnya keluarga mereka, karena mereka berusaha sendiri.

‘R u okay?’ No, i am not.

Leave a comment